REKONSTRUKSI KEILMUAN PENDIDIKAN
ISLAM DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL
Judul : Guru
Besar Bicara; Mengembangkan Keilmuan Pendidikan Islam
Penulis : Prof.
Drs. H. Ahmad Ludjito, dkk.
Editor :
Muntholi’ah, Abdul Rohman, M. Rikza Chamami
Penerbit : RaSAIL
Media Group bekerja sama dengan FITK IAIN Walisongo
Cetakan : Pertama,
September 2010
Tebal : xx + 356
halaman; 14 x 20
ISBN :
978-979-1332-31-6
Resensator : Devia Rizqi
Agustina (133111066)
Pendidikan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang secara terus menerus dan konsisten dalam melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Buku ini merupakan salah satu pemenuhan atas Tri Dharma yakni
penelitian sebuah karya ilmiah sivitas akademika Fakultas Tarbiyah. Dalam karyanya
“pendekatan Integralistik dalam Implementasi Pendidikan Agama Pada Pendidikan
Sekolah di Indonesia”, Prof Ludjito mengatakan bahwa untuk menjaga keserasian
antara pendidikan agama dan pendidikan pancasila diperlukan adanya koordinasi
dan konsultasi substansial antara guru agama dan guru Pancasila; dan akan lebih
ideal bila guru agama juga merangkap sebagai guru pancasila.
Prof.
H. Abdurrahman Mas’ud MA, Ph.D dalam karyanya “Membuka Lembaran Baru Dialog
Islam-Barat Telaah Teologis-Historis menjelaskan bahwa dialog pada era
globalisasi abad 21 ini adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindai
karna dialog merupakan kemauan menerima the others, mendengar dengan tulus, dan
berakhir dengan mutual learning. Dalam proses dialog ini, dunia Islam-Barat
harus diposisikan sejajar, tidak ada yang merasa lebih dimuliakansebagai sebuah
peradaban.Ia bisa maju dan sejajar dengan barat sepanjang ada dialog pendidikan
yang bersifat simbiosis-mutualistik.
Selama
ini banyak memiliki beranggapan yang berkembang dalam masyarakat kita cenderung
menyempitkan makna pendidikan islam. Disatu sisi pendidikan islam hanya
dijadikan sebagai pendidikan agama atau khusus keagamaan. Di sisi lain,
pendidikan islam hanya dibatasi pada lembaga pendidikan yang menggunakan
predikat islam atau pendidikan yang dikelola oleh sekelompok umat islam. Prof.
Dr. H. Achmadi meluruskan arti dari salah paham itu dalam karyanya
“Dekonstruksi Pendidikan Islam Sebagai Sub Sistem Pendidikan Nasional”.
Prof.Dr.
H. Moh. Erfan Soebahar, M.Ag. dalam karyanya “Respons Muhadditsun Menghadapi
Tantangan Kehidupan Umat: Studi Tentang Hadits Sebagai Sumber Ajaran Keagamaan
Era Nabi, Kodifikasi dan Informasi: melihat masih banyak problema hadits
tentang pendidikan. Namun penerapan hadits yang suda dijadikan sumber nilai itu
kadang masih di salah mengerti.
Dr.
H. Muhtarom HM dalam karyanya “Pendidikan Islam di Tengah Pergumulan Budaya
Kontemporer” mengatakan bahwa arah pendidikan islam adalah menuju terbentuknya
peserta didik yang mempunyai kognitif intelektual yang cerdas, dengan
kecerdasanya ia dapat melakukan sesuatu dengan baik menurut islam untuk
kemaslahatan hidup bersama. Prof. Dr. H. Djamaluddin Darwis, MA dalam karyanya “Hidden Curriculum” dalam Perspektif
Pendidikan Islam” memberikan penjelasan arti penting “Hidden Curriculum” yaitu tujuan pendidikan
islam tidak hanya menguasai ilmu keagamaan, tetapi lebih dari itu yaitu
bertujuan untuk membentuk sikap beragama dengan internalisasi nilai-nilai
keagamaan dan terampil dalam mengamalkan nilai-nilai islam.
Di
dalam buku ini sangat baik digunakan untuk para calon pendidik karena dengan
membaca buku ini kita bisa mendapatkan motivasi untuk bisa menjadi seorang pendidik agama yang professional dan
memliki intelektual baik, buku ini
mendorong pembacanya untuk berpikir maju agar menjadi seorang yang
memiliki emosi dalam perubahan di kompetisi global. Sehingga bisa memperdalam
dan memperkuat praktik aplikasi dari keilmuan Pendidikan Islam. Namun dalam
penulisannya ada banyak istilah asing yang sulit dipahami pembaca, alangkah
baiknya diberi “daftar istilah” pada halaman belakang buku. Masih terdapat
kata-kata mubadzir yang seharusnya tidak perlu untuk ditulis juga perbedaan
penggunaan font dan size dalam bab awal dan terakhir, serta penulisan kata yang
tidak sesuai dengan EYD. Namun kesalahan-kesalahan kecil ini tidak mempengaruhi
kualitas buku ini. Dalam buku yang berjudul “Guru Besar Bicara” ini ditulis
oleh para guru besar IAIN Walisongo Semarang, terdapat ungkapan bahwa dalam
sebuah pendidikan, banyak jenis sikap
positif yang perlu dikembangkan oleh guru, diantaranya adalah sikap terhadap
pelajaran, sikap terhadap belajar, sikap terhadap diri, sikap terhadap mereka
yang berbeda dari siswa, atau yang harus diminimalisir karena berupa sikap
negative.
nice share gan, bagus artikelnya, thanks
BalasHapussouvenir khas
kediri